Mengapa Perlu Memantau CO₂?
Setiap kali kita bernapas, kita menghembuskan karbon dioksida (CO₂). Karena itulah, pemantauan kadar CO₂ merupakan cara yang efektif untuk mengukur ventilasi ruangan, sekaligus mengevaluasi seberapa baik udara segar masuk dan bersirkulasi.
Tingginya kadar CO₂ di dalam ruangan tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan seperti sakit kepala, pusing, dan kelelahan, tetapi juga menjadi indikator penting dalam mengurangi risiko penularan virus melalui udara, seperti COVID-19.
Virus yang menyebar lewat udara biasanya berada dalam droplet kecil (aerosol) yang bisa bertahan di udara tertutup dalam waktu lama. Dengan meningkatkan ventilasi, konsentrasi aerosol di udara berkurang, sehingga risiko penularan ikut menurun.
Peneliti dari Imperial College London, Dr. Henry Burridge, menyatakan:
“Dengan menggunakan kadar CO₂ sebagai representasi napas yang dihembuskan, kita bisa mengukur seberapa besar risiko paparan infeksi di ruang bersama seperti kantor dan ruang kelas, terutama saat jumlah orang di dalam ruangan berubah-ubah.”
Tuntutan Regulasi & Kesadaran Kesehatan
Banyak negara dan instansi pemerintahan kini mewajibkan pemasangan alat pemantau CO₂ di lokasi-lokasi krusial seperti sekolah, kantor, dan restoran. Selain itu, hukum keselamatan kerja juga mewajibkan setiap ruang tertutup untuk memiliki pasokan udara segar yang cukup.
Cara Memantau CO₂ Secara Efektif
Untuk memantau CO₂ dengan akurat dan efektif, alat pemantau harus memiliki spesifikasi yang jelas dan jangkauan pembacaan minimal hingga 5.000 ppm (part per million). Karena kadar CO₂ di atmosfer normal berada di sekitar 400 ppm, dan ruangan yang buruk ventilasinya bisa mencapai lebih dari 2.000 ppm.
Berikut beberapa langkah penting:
Identifikasi Area yang Minim Ventilasi
-
Cari ruangan yang sering digunakan tetapi tanpa ventilasi alami (seperti jendela terbuka atau lubang angin).
-
Cek sistem ventilasi mekanis – pastikan sistem membawa udara dari luar, bukan hanya resirkulasi.
-
Ruangan yang terasa pengap atau bau biasanya merupakan tanda ventilasi buruk.
Penempatan Alat yang Tepat
-
Letakkan alat pada tinggi kepala manusia, jauh dari jendela, pintu, atau ventilasi langsung.
-
Hindari menempatkan alat terlalu dekat dengan orang, karena napas langsung dapat memengaruhi pembacaan.
Pantau Secara Berkala
Pembacaan CO₂ harus dilakukan secara berkala sepanjang hari, bukan hanya sesekali. Sistem seperti EasyLog Cloud memungkinkan pengguna untuk melihat tren CO₂ dalam jangka panjang secara visual dan mudah diakses dari perangkat mana pun.
Panduan Nilai CO₂ oleh Otoritas Kesehatan:
-
< 800 ppm → ventilasi baik.
-
> 1.500 ppm secara konsisten → ventilasi buruk dan harus ditingkatkan.
-
Di ruangan dengan aktivitas intensif seperti olahraga, menyanyi, atau banyak berbicara, disarankan tetap di bawah 800 ppm.
Tindakan Setelah Pengukuran
Hasil pemantauan harus didiskusikan dengan semua pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan ruang, serta pengguna harian. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
-
Buka jendela dan pintu secara berkala untuk meningkatkan ventilasi alami (jangan biarkan pintu darurat terbuka).
-
Pastikan sistem ventilasi mekanis (AC/fan) membawa udara dari luar dan berfungsi optimal.
-
Edukasi pengguna ruang tentang pentingnya ventilasi untuk kesehatan bersama.
Lakukan pemantauan ulang saat musim atau pola penggunaan ruangan berubah, agar strategi ventilasi tetap relevan.
Seberapa Efektif Pemantauan CO₂?
Mungkin Anda mengira bangunan modern sudah memiliki ventilasi yang baik. Namun, pengalaman menunjukkan sebaliknya.
Contohnya, seorang ayah di Arkansas, AS, mengirim alat pemantau CO₂ ke sekolah putrinya dan menemukan angka mencapai 4.000 ppm. Setelah diselidiki, dua komponen sistem ventilasi sekolah ternyata rusak. Setelah diperbaiki, angka CO₂ langsung turun drastis.
“Hasil pengukuran saya menunjukkan bahwa pemantauan CO₂ bisa mengungkap masalah tersembunyi — dan kadang masalahnya gampang diselesaikan.”
— Jeremy Chrysler, Conway, Arkansas
Maka dari itu, Perkenalkan
EasyLog | EL-IOT-CO2
Link Produk: EL-IOT-CO2
Deskripsi
EasyLog EL-IOT-CO2 hadir sebagai perangkat yang ideal untuk digunakan di rumah, sekolah, kantor, tempat umum, bahkan aplikasi khusus seperti hortikultura dan rumah kaca.
Fitur Unggulan EL-IOT-CO2:
-
Mengukur tiga parameter penting secara bersamaan:
-
Karbondioksida (CO₂)
-
Suhu
-
Kelembapan udara
-
-
Menampilkan pembacaan saat ini, minimum, dan maksimum langsung di layar LCD yang cerah dan mudah dibaca.
-
Alarm suhu, kelembapan, dan CO₂ dapat disesuaikan; jika ambang batas terlampaui, perangkat akan mengirim notifikasi instan via email atau SMS.
-
Terhubung langsung ke EasyLog Cloud, sehingga data bisa dipantau dari smartphone, tablet, atau komputer kapan pun dan di mana pun.
-
Catu daya utama via USB, dan juga dapat menggunakan baterai AA sebagai cadangan jika aliran listrik terputus.
Dengan pemantauan 24/7 secara otomatis, pengguna tidak perlu lagi mencatat manual atau khawatir melewatkan kondisi berbahaya di dalam ruangan.
Spesifikasi
Measurement Range (CO2) | 0 to 40,000ppm |
Accuracy 400 to 2,000 ppm | ±(50 ppm +5% of reading) |
Resolution (CO2) | 1ppm |
Auto-Calibration (CO2) | Yes |
Temperature Measurement Range | -20 to +60°C (-4 to 140°F) |
Accuracy (T) | ±0.3°C (±0.54°F) typical |
Resolution (T) | 0.1° |
Units (T) | °C or °F |
Relative Humidity Measurement Range | 0 to 100%RH |
Accuracy (RH) | ±2% typical |
Resolution (RH) | 0.1% |
Dew Point Accuracy | 1.5°C typical (40 to 100%RH) |
Data Logging Rate | 10 seconds to 12 hours (user selectable) |
Transmission Interval | 1 minute to 24 hours (user selectable) |
Dimensions | 97 x 87 x 33mm |
Operating Temperature Battery Power | -18 to +55°C (0 to +131°F) |
Operating Temperature USB Power | -20 to +60°C (-4 to +140°F) |
Kesimpulan
Pemantauan CO₂ bukan hanya untuk kebutuhan industri atau fasilitas medis — ini adalah kebutuhan dasar semua ruang yang digunakan manusia setiap hari. Dengan EasyLog EL-IOT-CO2, Anda mendapatkan solusi praktis, terintegrasi, dan canggih untuk menjaga udara tetap sehat dan sirkulasi tetap terkontrol.
Dengan data yang mudah diakses melalui EasyLog Cloud, semua pihak — dari pemilik rumah hingga pengelola sekolah — dapat mengambil keputusan yang lebih tepat berdasarkan fakta, bukan dugaan.